Cagar Alam Pangi Binangga memiliki keanekaragaman jenis flora dan fauna yang dilindungi. Fungsi utama ditetapkannya Cagar Alam Pangi Binangga yakni sebagai kawasan perlindungan eboni (Diospyros celebica). (BKSDA Sulawesi Tengah, 2010), menyebutkan bahwa kawasan Cagar Alam Pangi Binangga merupakan habitat jenis satwa seperti: babirusa (Babyrousa babirussa), monyet boti (Macaca tonkeana), tarsius (Tarsius spectrum) serta beberapa jenis burung. Jenis satwa yang endemik dan dilindungi di kawasan ini adalah anoa (Bubalus sp)
Anoa merupakan mamalia tergolong dalam famili bovidae yang tersebar hampir di seluruh pulau Sulawesi. Anoa tergolong satwa liar yang langka dan dilindungi Undang-Undang di Indonesia sejak tahun 1931 dan dipertegas dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999. Anoa dikategorikan dalam satwa dengan status konservasi terancam punah (endangered) oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) (Semiadi dkk, 2008). Convention on International Trade of Endangered Species of Flora and Fauna juga memasukkan satwa langka ini dalam Appendix I (CITES, 2010).
Saat ini Cagar Alam Pangi Binangga telah mengalami gangguan berupa pembukaan lahan, pembalakan liar dan perburuan satwa liar sehingga keberadaan satwa terutama anoa mulai terdesak (Wardah, dkk., 2012). Okarda (2010), juga menjelaskan bahwa degradasi hutan akan menimbulkan dampak yang signifikan terhadap hilangnya habitat yang memenuhi ketersediaan pakan bagi anoa. Untuk itu perlu adanya upaya konservasi terhadap habitat anoa sehingga keberadaannya dapat dipertahankan. Salah satu langkah awal dalam upaya konservasi satwaliar anoa yaitu dengan mengetahui habitat ideal bagi anoa.
Jenis vegetasi yang menjadi data pakan Anoa disajikan pada Tabel 2. Tabel tersebut menunjukkan organ-organ tumbuhan yang dimakan anoa terdiri dari pucuk/ daun muda, buah, batang dan umbut batang tanaman.
Tabel Jenis pakan dan organ tumbuhan sebagai Anoa
No
|
Nama Ilmiah
|
Famili
|
Bagian tumbuhan yang dimakan
|
1
|
Ardisia celebica
|
Myrsinaceae
|
Pucuk/ daun muda, buah
|
2
|
Areca vestiaria
|
Arecaceae
|
Daun muda, buah, umbut/ batang muda
|
3
|
Calamus sp
|
Arecaceae
|
Daun muda, umbut/ batang muda***)
|
4
|
Castanopsis acuminatissima
|
Fagaceae
|
Pucuk/ daun muda***), buah***)
|
5
|
Didymochlaena truncatula
|
Hypodematiaceae
|
Daun muda, umbut/ batang muda
|
6
|
Dysoxyllum posasiticum
|
Meliaceae
|
Pucuk/ daun muda
|
7
|
Eurya acuminata
|
Theaceae
|
Pucuk/ daun muda
|
8
|
Lithocarpus celebicus
|
Fagaceae
|
Pucuk/ daun muda, buah**)
|
9
|
Litsea densiflora
|
Lauraceae
|
Pucuk/ daun muda
|
10
|
Litsea formanii
|
Lauraceae
|
Pucuk/ daun muda
|
11
|
Marantha arundinaceae
|
Maranthaceae
|
Pucuk/ daun muda
|
12
|
Pandanus sp
|
Pandanaceae
|
Daun muda, umbut/ batang muda
|
13
|
Syzigium accuminatisium
|
Myrtaceae
|
Daun muda*), buah
|
14
|
Pinanga sp
|
Arecaceae
|
Daun muda, umbut/ batang muda**)
|
15
|
Zingiber sp
|
Zingiberaceae
|
Pucuk/ daun muda, buah
|
Keterangan Sumber: *) Basri & Rukmi (2008)
**) Peuru (2011)
***) Sandrit (2012)
Di alam bebas anoa liar memakan antara lain berupa daun, rumput, tunas pohon, buah-buahan, dan jenis umbi-umbian (Mustari 2003; Pujaningsih dkk, 2004). Alikodra (1990) dalam Jahidin (2003), menyatakan bahwa herbivora menghendaki makanan yang tinggi kandungan proteinnya dan mudah dicerna sehingga herbivora selalu memilih hijauan yang memiliki kandungan protein tinggi seperti daun, pucuk, bunga dan buah.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Tengah. 2010. Cagar Alam Pangi Binangga - Sulawesi Tengah. Palu.
Basri, M. dan Rukmi. 2011. Jenis dan Kandungan Tanin Pakan Satwa Anoa (Bubalus sp). Media Peternakan 34 (1) : 30-34
CITES (Convention on the International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna). 2010. Appendices I, II, and III, valid from 14 October 2010. http://www.cites.org, diakses pada tanggal 24 Juli 2013.
Jahidin. 2003. Populasi dan Perilaku Anoa Pegunungan (Bubalus (Anoa) quarlesi Ouwens) di Taman Nasional Lore Lindu. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Mustari, A. H. 2003. Ecology and Conservation of Lowland Anoa (Bubalus depressicornis) in Sulawesi, Indonesia. Ekologi dan Konservasi Lowland Anoa (Bubalus depressicornis) di Sulawesi, Indonesia. Abstract Disertasi PhD. University of New England. Australia. http://www.scribd.com, diakses pada tanggal 2 April 2012.
Okarda, B. 2010. Potential Habitat and Spatial Distribution of Anoa (Bubalus spp.) in Lore Lindu National Park. Thesis. Graduate school. Bogor Agricultural University. Bogor.
Peuru, D. 2011. Karakteristik Biofisik Habitat Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis) di Kawasan Cagar Alam Morowali. Skripsi. Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako. Palu. Tidak dipublikasikan.
Pujaningsih, R. I., B. Sukamto, dan E. Labiro. 2004. Identifikasi dan Teknologi Pengolahan Pakan Hijauan dalam Upaya Penangkaran Anoa. Laporan Penelitian Dasar. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional.
Sandrit, A. 2012. Karakteristik Biofisik Habitat Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis) Di Kawasan Hutan Lindung Desa Sangginora. Skripsi. Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako. Palu. Tidak dipublikasikan.
Semiadi, G., B. Mannullang, J. Burton, A. Schreiber, A. H. Mustari, dan the IUCN SSC Asian Wild Cattle Specialist Group. 2008. Bubalus depressicornis. In: IUCN 2011. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2011.2. http://www.iucnredlist.org, diakses pada tanggal 27 Maret 2012.
Wardah, E. Labiro, S. Dg Massiri, Sustri, Mursidin. 2012. Vegetasi Kunci Habitat Anoa di Cagar Alam Pangi Binangga Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea 1 (1) : 1-12.
0 komentar:
Posting Komentar